Rabu, 11 September 2019

Hukum Tajwid Mad

Pengertian Mad

Mad menurut bahasa adalah المطّ والزّيادة   artinya memanjangkan dan menambah. sedangkan menurut istilah mad adalah اطالة الصّوت بحرف من حرف المدّ  artinya memanjangkan suara dengan salah satu huruf dari huruf-huruf mad (asli).
Huruf mad seperti yang dimksudkan dalam definisi di atas itu ada tiga yakni alif (أ), wawu (و), ya’ (ي). ketiganya merupakan huruf-huruf dasar mad.


Jenis-jenis Mad

Jenis mad terbagi 2 macam, yaitu :

1. Mad Ashli / mad thobi’i

Mad Ashli / Mad Thobi’i adalah mad yang berdiri sendiri karenaa zat  huruf mad itu. Jadi mad ashli/mad thobi’i itu suatu mad yang masih murni.
Mad Ashli / mad thobi’I terjadi apabila :

Huruf berharakat fathah bertemu dengan alif.


Huruf berharakat kasroh bertemu dengan ya mati.


Huruf berharakat dhommah bertemu dengan wawu mati.


Panjangnya mad ashli/mad thobi’i adalah 1 alif atau 2 harokat, baik disaat washal maupun waqaf.
Contoh :

2. Mad Far’i

Mad far’i secara bahasa adalah cabang. Sedangkan menurut istilah mad far’i adalah   mad yang merupakan hukum tambahan dari mad ashli (sebagai hukum asalnya), yang disebabkan oleh hamzah atau sukun.
Mad far’i itu terbaagi menjadi beberapa macam, di antaranya yaitu:

1. Mad Wajib Muttashil

Mad wajib muttashil adalah mad ashli / mad thabi’i yang bertemu dengan hamzah dalam satu kata. Cara membaca mad wajib muttashil adalah wajib dipanjangkan 5 harakat atau 2 setengah alif.
Contoh:

2. Mad Jaiz Munfashil

Mad jaiz munfashil adalah mad ashli / mad thab’i yang bertemu dengan hamzah dalam lain kata atau dalam kata yang berbeda. Cara membacanya adalah 2 – 5 harakat (1, 2, dan 2 setengah alif).
Contoh:

3. Mad Lazim Harfi Musyba’

Mad ini terjadi hanya pada permulaan surat di dalam Al-Qur’an. Huruf-huruf yang termasuk mad lazim harfi musyba’ itu terkumpul dalam kalimat  نقص عسلكم  yakni ( ن، ق، ص، ع، س، ل، ك، م).
Cara membacanya adalah 6  harakat atau 3 alif.
Contoh:

Mad lazim harfi musyba’ itu terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:

1) Mad Lazim Harfi Musyba’ Mutsaqqal

Disebut mutsaqal karena dalam mad ini bacaan diberatkan akibat terjadinya proses peng-idghom-an. Cara membacanya adalah 6 harakat (3 alif).
Contoh:
QS. al-Baqarah ayat 1, QS. asy-Syu’ara’ ayat 1, dan QS. al-A’raf ayat 1.

المّص, المّ ,طسمّ

2) Mad Lazim Harfi Musyba’ Mukhaffaf

Di dalam mad ini bacaan diringankan (mukhaffaf)  karena tidak ada terjadinya proses peng-idghom-an. Cara membacanya adalah 6 harakat (3 alif).
Contoh:
QS. Maryam ayat 1 dan QS. asy-Syura ayat 1.

كهيعص ,عسق

4. Mad Lazim Harfi Mukhaffaf

Mad ini juga terjadi hanya pada permulaan surat di dalam Al-Qur’an. Huruf-huruf yang termasuk mad ini terkumpul pada kalimat حَيٌّ طَهُرَ  yakni  ( ح، ي، ط، ه، ر).
Cara membacanya adalah 2 harakat atau 1 alif.
Contoh:

5. Mad Lazim Kalimi Mutsaqqal

Mad lazim kalimi mutsaqqal adalah apabila setelah huruf mad (ashli/thabi’i) terdapat huruf yang bertasydid dalam satu kalimat. Jadi syarat mad ini adalah adanya huruf yang bertasydid setelah mad Ashli/thabi’i.
Cara membacanya adalah 6 harakat atau 3 alif.
Contoh:

6. Mad Lazim Kalimi Mukhaffaf

Mad lazim kalimi mutsaqqal adalah apabila setelah mad (ashli/thabi’i) terdapat huruf yang bersukun dan tidak ada idgham. Jadi syarat mad ini adalah adanya huruf yang bersukun setelah huruf mad (ashli/thabi’i).
Cara membacanya adalah 6 harakat atau 3 alif.
Contoh:

7. Mad Badal

Mad badal adalah berkumpulnya mad dengan hamzah dalam satu kata, tetapi posisi hamzah lebih dahulu dari huruf mad. Cara membacanya adalah 2 harakat atau 1 alif.
Contoh:

8. Mad ‘Aridl lis Sukun

Mad ‘aridl lis sukun adalah pemberhentian (waqaf) bacaan pada akhir kata/kalimat, sedangkan huruf sebelum huruf yang di-waqaf-kan itu merupakan salah satu dari huruf-huruf dasar mad ashli/thabi’i yakni alif, wawu, dan ya’.
Cara membacanya adalah 2 – 6 harakat atau 1- 3 alif.
Contoh;

9. Mad ‘Iwadl

Mad iwadl adalah berhentinya bacaan pada tanwin di akhir kalimat. Mad iwadl yang dimaksudkan di sini adalah bacaaan panjang pada akhir kata/kalimat sebagai pengganti dari suara tanwin fathah yang tidak berbunyi lagi karena bacaan di-waqaf-kan.
Cara membacanya adalah 2 harakat atau 1 alif.
Contoh:

10. Mad Lin


Secara bahasa mad artinya panjang dan lin artinya lunak. Sedangkan menurut istilah mad lin adalah apabila wawu dan ya’ berharakat sukun dan huruf sebelumnya berharakat fathah dan setelahnya ada huruf hidup. Kemudia bacaan diwaqafkan.

Jadi huruf lin itu hanya dua yakni wawu dan ya’.

Cara membacanya adalah seperti mad ‘aridl lis sukun, yaitu 2 – 6 harakat atau 1 – 3 alif.

Contoh:



11. Mad Shilah


secara bahasa silah artinya adalah hubungan. Sedangkan menurut istilah mad shilah adalah mad tambahan (dari mad asli) disebabkan oleh ha’ dhamir (kata ganti benda atau orang ketiga tunggal).

Mad shilah terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:


1) Mad Shilah Qashirah


Mad shilah qashirah adalah apabila sebelum ha’ dhamir ada huruf yang berharakat dan disyaratkan tidak disambung dengan huruf berikutnya, dan tidak pula bertemu dengan hamzah yang berharakat. Dan biasanya mad ini dilambangkan dengan fathah tegak, kasroh tegak, atau dhommah terbalik pada huruf “ha” dhomir.

Cara membacanya adalah 2 harakat atau 1 alif.

Contoh:



2) Mad Shilah Thawilah


Mad shilah thawilah adalah apabila setelah ha’ dhamir terdapat hamzah qath’i. Jadi, mad shilah thawilah mensyaratkan adanya huruf hamzah setelah ha’ dhamir. Jika tidak ada hamzah maka hukumnya adalah mad shilah qashirah.

Cara membacanya adalah 5 harakat atau 2 setengah alif.

Contoh:



12. Mad Tamkin


Secara bahasa tamkin adalah tetap (penetapan). Sedangkan menurut istilah mad tamkin adalah bertemunya dua huruf ya’ (dalam satu kata), ya’ yang pertama berharakat kasrah dan bertasydid, sedangkan ya’ yang kedua berharakat sukun atau mati.

Cara membacanya adalah 2 – 6 harakat atau 1 – 3 alif.

Contoh